Renungan Tetes Embun: Sabtu, 11 Februari 2023.
” Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya kepada orang banyak.” (Mark 8:6)
Bacaan yang di ambil dari Injil Markus tentang Yesus memberi makan empat ribu orang merupakan bacaan yang sering kita dengar dan menjadi salah satu mujizat yang dibuat oleh Tuhan Yesus.
Namun, selain berbicara mujizat rupa rupanya Tuhan Yesus menyelipkan pesan penting yang dapat menjadi bekal perjalanan hidup manusia hingga saat ini, yaitu ucapan syukur. Makna ucapan syukur ini begitu dalam sampai Tuhan Yesus mencontohkan dalam bentuk tindakan agar para pengikutnya dapat meneladani sikapnya
Suatu saat Tuhan menaruh saya di situasi yang sulit dimana pada saat itu saya menemani saudara ipar saya merintis sebuah usaha. Dengan gaji yang sedikit, situasi serba tidak pasti, saya isi hari hari saya dengan mengerutu dan terus menyalahkan.
Namun rupanya melalui situasi yang sulit, Tuhan hendak mendidik iman saya hingga suatu titik Tuhan ubahkan saya untuk selalu bersyukur sekalipun situasi sedang tidak baik dan mengubah cara doa saya, yang mengawali doa dengan berterimakasih. Hasilnya, masalah mungkin belum berlalu namun beban masalah menjadi lebih ringan karena kita tahu bahwa Tuhan menyertaiku.
Mengucap syukur dalam situasi yang baik memang mudah namun ketika situasi sedang tidak baik maka mengucap syukur menjadi sulit. Kita akan lebih banyak mengisi doa kita dengan permintaan, namun Tuhan Yesus dalam bacaan Markus menunjukkan bahwa dalam situasi genting dan sulit kita tetap harus mengucap syukur.
Bahkan lewat Injil Markus nampak bahwa multiplikasi dari sebuah berkat dimulai dari ucapan syukur. Sebagai penutup mari kita lihat di markus 8 ayat 2 dimana peristiwa Yesus memberi makan empat ribu orang, di mulai dari belas kasihan Allah. Jadi mari kita mulai mengucap syukur dalam segala situasi sebab kita punya Allah yang penuh belas kasihan
Tuhan terimakasih atas haati-Mu yang penuh dengan belaskasihan, yang selalu mencukupi dengan berkat Mu. Ajar kami untuk selalu mengucap syukur agar kamu bisa melihat dan merasakan muzijat Mu sedang terjadi atas kami. Amin
Penulis Renungan: Ali Wardhana
Pengisi Renungan: A. Rangga A. Nalendra