SANTO STURMIUS

Kisah Orang Kudus 16 Desember 2022: Santo Sturmius

Sturmius lahir pada tahun 715 di Bavaria. Ia dididik oleh Santo Wigbert di Biara Fritzlar di bawah bimbingan Santo Bonifasius. Kemudian ia menjadi seorang Imam dan menjadi misionaris di Westphalia selama tiga tahun.

Lalu ia menjadi seorang pertapa di Hersfeld, di mana ia mencoba mendirikan sebuah biara pada tahun 742, tetapi ia harus melarikan diri dari kejaran perampok Saxon.

Ia kemudian mendirikan biara di Fulda pada tahun 744, dan menjadi Abbas pertama. Ia juga merupakan orang Jerman pertama yang menjadi seorang Benediktin dan menerapkan aturan Benediktin pada rumahnya. Ia kemudian terlibat pertengkaran dengan Uskup Santo Lullus dari Mainz terhadap yurisdiksi biaranya.

Pada tahun 763, Sturmius di asingkan oleh Raja Pepin, tetapi hal ini mendapat perlawanan dari para biarawan. Hal ini membuat Raja Pepin memanggilnya kembali setelah dua tahun dalam pengasingan.

Pada tahun 774, Biara Fulda menerima perlindungan kerajaan dari Charlemagne. Pada tahun yang sama, Fulda ditugaskan wilayah misionaris di Saxony kafir, sehingga menjadi jembatan dalam upaya politik untuk merebut tanah Saxon. Sturmius mendirikan biara St Bonifasius di Hamelin.

Kisah lain mengatakan Sturmius ikut berperang bersama Kaisar Karolus Agung. Tapi jatuh sakit dan meninggal tak lama setelah kembali ke Fulda pada tanggal 17 Desember 779, di mana ia dimakamkan di katedral. Sturmius dikanonisasi pada tahun 1139 oleh Paus Innocentius II. (*)

Penulis : Arief Setyawan Pengisi: Dionisius Agus Puguh

TUGAS

Renungan Tetes Embun, Jumat, 16 Desember 2022: Tugas

Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan  sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. (Yohanes 5: 36)

Ada seorang anak kecil mengambil secarik kertas dan mulai menuliskan sesuatu untuk ibunya.Bunda  tadi pagi bunda pergi kerja  pesen sama aku supaya aku bisa bantuin bunda  di rumah nah sekarang pekerjaaanku sudah selesai ini  rincian yang harus bunda kasih ke aku karena aku udah selesai mengerjakan tugas : 

  1. Merapihkan tempat tidur : Rp  5000
  2. Membereskan mainan di ruang tamu : Rp 10.000
  3. Taruh baju kotor di mesin cuci : Rp. 5000
  4. Menyapu halaman : Rp. 10.000
  5. Cuci piring sendiri : 10.000

TOTAL : RP 50.000, yang sepuluh ribu karena tadi adek masih tidur jadi kebangun karena bunda nyuruh adek bangun pagi  jadi bunda harus bayar Rp.10.000

With love,

Anakmu yang paling manis Eleazar.

Lalu kertas itu diselipkan ditempat yang mudah dilihat oleh sang bunda dengan senyum lugunya sang anak sudah membayangkan sang bunda akan memberi uang atas jasa jasanya.

Sorenya sekembalinya sang Bunda dari tempat kerja, sang anak kaget menemukan surat balasan di atas kasurnya. 

Anakku Eleazar yang bunda sayangi, terima kasih ya hari ini El sudah bantu beres beres rumah nah untuk itu bunda kasih rincian juga ya. 

  1. Menggendong Eleazar waktu di kandungan selama 9 bulan dan melahirkan El dengan bertaruh nyawa Rp 0 alias gratis
  2. Memandikan dan membersihkan kotoran Eleazar Rp 0 alias gratis
  3. Memasakan masakan kesukaan Eleazar Rp 0 alias gratis

Total semua adalah 0 alias gratis karena bunda sayang dengan Eleazar jagoan Bunda.

With Love Bunda.

Seketika itu juga sang anak meneteskan air matanya dan mencari sang bunda dan memeluknya dan berkata maafkan Eleazar, El Juga sayang Bunda.

Injil hari ini dalam pekan Gaudette menyapa kita dengan permenungan yang sangat mendalam mengenai gambaran kasih Allah lewat tugas karya keselamatan yang diberikan Bapa kepada Yesus.

Yesus dengan teguh melaksanakan tugas seperti sabdaNya : yakni segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang.

Dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus telah memberikan kesaksian nyata bahwa Dialah sang juru selamat, Yesus telah melakukan apa yang harus ia kerjakan dengan baik untuk kita. Dia mau bertindak, Dia mau mengorbankan diri, Dia mau menyelamatkan kita. 

Di masa Advent ini Tuhan mengutus kita untuk menjadi karya keselamatan bagi dunia. Masalahnya, bukan karena kita tidak mengetahui apa yang harus kita kerjakan bagi Tuhan. Namun, mau atau tidak mau untuk  memberikan diri kita melayani, memberikan diri kita untuk dibentuk, disempurnakan dan dibimbing dalam rahmatNya agar kita juga menjadi saksi bagi keselamatan dunia.

Jangan sampai kita merasa diri, bahwa sudah banyak melakukan pelayanan ini dan itu, lalu lantas  apa yang sudah dilakukan haruslah dibalas dengan ganjaran ganjaran seperti halnya sang anak kecil yang memperhitungkan untuk tugas yang telah dilakukannya.

Seperti halnya Yesus yang dalam kesaksian Injil hari ini memberikan teladan bahwa segala pekerjaan yang dilakukan harus dilakukan  tanpa menunda dan meminta ganjaran. Jangan sampai Tuhan menegur atas pelayanan kita Untuk keselamatanmu Rp 0 alias Gratis, Untuk Pengampunan dosamu Rp 0 alias Gratis.

Ya Yesus Andalanku,  bawalah aku masuk kedalam hatiMu, agar hidupku menjadi berkat dan dimampukan melakukan kehendakMu, gerakan dan mampukan hatiku agar terarah padaMu sebab sebab Engkaulah raja yang mulia dan kekal untuk selama lamanya demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin 

Penulis: Rangga Nalendra

Pengisi: Rangga Nalendra

SANTA KRISTIANA

Kisah Orang Kudus 15 Desember 2022: Santa Kristiana

Pada awal permulaan abad ke-4, seorang budak belian yang tidak dikenal namanya diseret ke muka pengadilan dan dipenjarakan di kota itu. Ketika ditanyai oleh hakim, dengan tenang tetapi tegas ia memperkenalkan diri sebagai orang Kristen.

Di kota itu ia memang terkenal sebagai orang yang saleh, bersahaja hidupnya dan murni kepribadiannya. Ia banyak berdoa. Cara hidupnya itu sangat menarik simpati masyarakat. Banyak orang datang kepadanya untuk meminta bimbingan.

Pada suatu hari seorang ibu datang kepadanya dengan membawa serta bayinya yang sedang sakit untuk didoakan. Berita tentang peristiwa ini menggegerkan segenap penduduk kota itu. Ratu Iberia sendiri kebetulan juga sedang sakit, ia pergi kepada Kristiana untuk didoakan kesembuhannya. Ternyata sang ratu pun disembuhkan.

Hal itu disampaikan kepada raja, dan raja benar-benar heran akan peristiwa penyembuhan permaisurinya. Pada suatu hari raja tersesat di dalam hutan sewaktu berburu, dalam kebingungan ia berkata : “Kalau Yesus betul-betul Allah dan mau menunjukkan jalan bagiku maka saya akan percaya kepada-Nya.”

Dalam sekejap raja menemukan jalan keluar dari ketersesatannya. Sejak itu ia bersama permaisurinya bertobat dan menjadi Kristen. Gadis tak dikenal namanya itu kemudian dinamakan masyarakat setempat Nino. Dalam buku para Martir Roma, ia disebut Kristiana.

Sang Raja dengan isterinya minta diajari agama oleh Nino. Maka Nino pun bebas mengajar agama ke mana-mana. Ia bahkan diizinkan mendirikan gereja. Raja mengirim utusan ke Kaisar Konstantinus, minta supaya dikirim uskup dan imam-imam ke sana untuk mengajar agama di seluruh Georgia. Nino undur diri sebagai pertapa di Bodbe, Kakheti, dan wafat pada tahun 320.

Penulis: Arief Setyawan Pengisi: Dionisius Agus Puguh

JALAN

Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.” (Lukas 7: 27)

Pernahkah kita merasa kesulitan mengunjungi rekan, saudara atau kolega kita yang berada di daerah pedesaan yang terpencil karena alasan infrastruktur jalan yang dibangun belum baik? Atau bahkan belum ada jalan yang menghubungkan antara desa yang kita tuju?

Memang keberadaan  jalan akan dapat membuka akses lebih mudah, membantu desa dapat berkembang, dan memudahkan untuk berkomunikasi. Jalan menjadi elemen vital dalam pembangunan sehingga terbukalah kemudahan-kemudahan sehingga memunculkan keuntungan dan kesejahteraan di daerah tersebut. 

Hal yang sama dilakukan oleh Yohanes Pembabtis. Kehadiran-Nya menjadi pembuka jalan bagi karya keselamatan yang akan dikerjakan oleh Yesus.

Injil hari ini menggambarkan bagaimana konsentrasi pewartaan Yohanes Pembaptis–termasuk juga pembaptisan yang dia lakukan–adalah sebagai “pembuka jalan bagi Yesus, Sang Juruselamat.”

Dari Yohanes Pembaptis kita bisa belajar satu hal: bahwa apa yang dilakukannya tidak mengarahkan orang-orang yang dia baptis kepada dirinya sendiri, tetapi kepada Yesus.

Hidup, pewartaan, dan baptisan Yohanes dilakukan untuk mempersiapkan orang untuk menerima Yesus. Sehingga seluruh hidup dan pewartaan Yohanes Pembaptis adalah pembuka  jalan, di mana orang-orang dapat menemukan Mesias, Sang Juruselamat.

Kita yang telah dimeteraikan dalam baptisan dapat merenungkan dari apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembabtis yakni menjadi jalan pembuka untuk keselamatan dunia.

Pertanyaan yang dapat menjadi permenungan kita di pekan Gaudette ini adalah: sejauh mana daya upayaku menjadi jalan untuk  menghantarkan  orang kepada Yesus setelah aku dibaptis menjadi pengikut-Nya dengan sikap kita, perbuatan baik kita, pelayanan kita di masyarakat, bersaksi dengan menghidupi Kekatolikan  seturut teladan Injil?

Atau, jangan-jangan sikap perbuatan kita malah membuat orang lain menjadi antipati dengan Yesus dan menutup jalan keselamatan dengan sikap merasa paling benar, paling tahu dan lain sebagainya. Alih-alih kita mewartakan kabar baik, yang ada penolakan atau bahkan kesalahpahaman atas tindak tanduk kita.

Di Minggu Gaudette ini, marilah kita menyongsong Yesus yang akan hadir dalam peristiwa Natal dengan memperbaiki diri sehingga kita dilayakkan menjadi jalan bagi keselamatan dan berkat untuk orang lain. (*)

Oh Yesus andalanku, turunkanlah rahmat agar kami mampu meluruskan hidup kami, memperbaiki lobang yang ditimbulkan karena dosa kami, agar hidup kami layak menjadi jalan keselamatan, mendekatkan banyak jiwa kepadaMu. Gunakanlah hidupku ini demi kemuliaanMu, sebab Engkaulah raja yang mulia dan kekal untuk selama lamanya demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin

Penulis: Rangga Nalendra Pengisi: Fransisca Tyas

SANTO YOHANES DARI SALIB

Kisah Orang Kudus 14 Desember 2022: Santo Yohanes dari Salib

Yohanes dari Salib dilahirkan pada tahun 1542 di Spanyol. Ia bersekolah sambil bekerja sebagai pelayan rumah sakit.

Pada usia 20 satu tahun ia masuk biara Ordo Karmelit dan ditahbiskan pada tahun 1567. Ia berjumpa dengan Santa Theresia dari Avila yang mendorongnya untuk menghidupkan kembali semangat asli ordonya.

Saudara-saudara seordo banyak yang tidak setuju. Ia pun mengalami banyak cobaan dan kesulitan. Usaha pembaharuan yang dilakukannya membuatnya dijebloskan ke dalam penjara biara dan diperlakukan dengan kejam. Itulah salibnya. Yohanes tidak patah semangat. Salib Kristus membawa kebangkitan.

Cobaan dan kesulitan yang dialami justru memperbaharui hidup batinnya dan menambah kekayaan rohaninya. Pengalaman hidup batin berkat bimbingan Roh Kudus dilukiskannya dalam bentuk tulisan ‘Pendakian Gunung Karmel’ dan ‘Malam Gelap Gulita’.

Akhirnya, pada tanggal 13 Desember 1591 Yohanes Salib meninggal dunia dalam usia 49 tahun dengan kata-kata : “Ke dalam tangan-Mu ya Tuhan, kuserahkan rohku.”

Penulis: Arief Setyawan

Pengisi: Dionisius Agus Puguh

KESAKSIAN

Renungan Tetes Embun, Hari Rabu, 14 Desember 2022

“Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes, apa yang kalian lihat dan kalian dengar” (Lukas 7:19-23)

Saat Yesus menyembuhkan banyak orang sakit, membangkitkan orang mati, perbuatan tersebut dilihat dan disaksikan oleh banyak orang termasuk para murid dari Yohanes Pembaptis. Yesus menyuruh mereka mengatakan kepada Yohanes yang sedang berada dalam penjara tentang apa yang mereka lihat dan mereka dengar supaya jelas bagi mereka, Yesuslah yang mereka cari dan mereka nantikan kedatangan-Nya. 

Sudahkah kita menjadi saksi Kristus yang percaya dengan perbuatan-perbuatan yang telah Yesus lakukan? Adakah dalam perjalanan hidup Anda merasakan jamahan dari Tuhan kita?

Dalam peristiwa kehidupan kita, Tuhan mencurahkan rahmat-Nya. Terdapat banyak hal yang dapat kita syukuri dalam kehidupan ini. Contohnya, kita masih diberikan nafas untuk hidup, keluarga, dan teman-teman yang menyayangi kita, kita dicukupkan oleh makanan setiap hari.

Seringkali saat kita menghadapi banyak permasalahan hidup, kita sering lupa akan penyertaan Tuhan dalam hidup. Kita terlalu fokus dengan masalah yang kita hadapi, pikiran dan hati kita kacau diombang-ambing oleh masalah.

Yesus memang pernah hidup di dunia ini, namun sekarang kita tidak dapat melihat fisiknya dan berjumpa secara langsung. Tuhan tetap tinggal bersama kita, di tengah-tengah kita. Mata kita memang tidak dapat melihat keberadaan-Nya, namun iman dan hati nurani kita dapat merasakan Nya.

Sikap pikiran dan hati yang tenang akan memampukan kita untuk menyadari bahwa meski saat ini Tuhan tidak hadir secara fisik, namun dengan kuasa Roh-Nya, Tuhan akan datang untuk membantu kita lepas dari bahaya atau ketakutan.

Tuhan, terima kasih karena Engkau tidak pernah meninggalkan kami, selalu menyertai kami dalam setiap peristiwa yang boleh terjadi di dalam hidup kami. Bimbinglah hati dan pikiran kami untuk selalu tenang, sehingga kami dapat menjadi saksi-Mu yang mampu mengemban tugas perutusan kami dengan semangat Injil. Amin

SANTA LUSIA

Kisah Orang Kudus 13 Desember 2022: Santa Lusia

Lusia lahir di Sirakusa, Italia pada abad ke-4. Orangtuanya adalah bangsawan Italia yang beragama Kristen. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil, sehingga perkembangan dirinya sebagian besar ada dalam tanggungjawab ibunya Eutychia.

Sejak usia remaja, Lusia sudah berikrar untuk hidup suci murni. Ia berjanji tidak menikah. Namun ketika sudah besar, ibunya mendesak dia agar mau menikah dengan seorang pemuda kafir. Hal ini ditolaknya dengan tegas.

Pada suatu ketika ibunya jatuh sakit. Lusia mengusulkan agar ibunya berziarah ke makam Santa Agatha di Kathania untuk memohon kesembuhan. Usulannya ditanggapi baik oleh ibunya. Segera mereka ke Kathania. Apa yang dikatakan Lusia ternyata benar-benar dialami ibunya. Doa permohonan mereka dikabulkan, sang ibu sembuh. Bahkan Santa Agatha sendiri menampakkan diri kepada mereka berdua.

Sebagai tanda syukur, Lusia diizinkan ibunya tetap teguh dan setia pada kaul kemurnian hidup yang sudah diikrarkannya kepada Kristus. Kekaisaran Romawi pada waktu itu diperintah oleh Diokletianus, seorang kaisar kafir yang bengis.

Ia menganggap diri keturunan dewa, oleh sebab itu seluruh rakyat harus menyembahnya atau menyembah patung dewa-dewa Romawi.

Umat Kristen yang gigih membela dan mempertahankan imannya menjadi korban kebengisan Diokletianus. Mereka ditangkap, disiksa dan dibunuh. Situasi ini menjadi kesempatan emas bagi pemuda-pemuda yang menaruh hati pada Lusia namun ditolak lamarannya.

Mereka benci dan bertekad membalas dendamnya dengan melaporkan identitas keluarga Lusia sebagai keluarga Kristen kepada kaisar. Kaisar termakan laporan ini sehingga Lusia pun ditangkap. Mereka merayu dan membujuknya dengan berbagai cara agar bisa memperoleh kemurniannya.

Tetapi Lusia tak terkalahkan. Ia bertahan dengan gagah berani. Para musuhnya tidak mampu menggerakkan dia karena Tuhan memihaknya. Usaha untuk membakar Lusia tak bisa dilaksanakan. Akhirnya seorang algojo memenggal kepalanya sehingga Lusia tewas sebagai martir Kristus oleh pedang seorang algojo kafir.

Penulis: Arief Setyawan

Pengisi: Dionisius Agus Puguh

MELAKSANAKAN PERINTAH

“Yohanes Pembaptis datang dan orang-orang berdosa percaya kepadanya ” (Matius 21:28-32)

Dalam bacaan Injil, Yesus menceritakan perumpamaan tentang dua orang anak. Kedua anak tersebut diperintah untuk pergi ke ladang oleh bapanya. Yang satu mengatakan akan pergi, namun tidak pergi. Sedangkan yang kedua mengatakan tidak pergi, namun melakukan apa yang diperintah bapaknya.

Perumpamaan ini menggambarkan pejabat ahli Taurat dengan para pendosa. Para ahli Taurat yang mengaku hidup seturut perintah Tuhan namun mereka tidak melaksanakan kehendak Allah bahkan menolak Yesus yang menjadi utusan Allah.

Sedangkan pemungut cukai dan para pendosa, mereka mau bertobat dan mendengar perintah Allah. Mereka menerima kehadiran Yesus dan mengikuti-Nya.

Kita seringkali lebih percaya kata-kata yang diucapkan daripada perbuatan yang dilakukan. 

Pernahkah kita ikut membenci salah satu teman kita yang dikucilkan oleh teman-teman, meskipun tidak terdapat kesalahan kepada kita?

Beranikah kita berani membela mereka yang dianggap kecil dan tersingkir?

Yesus mengajarkan kita untuk berani dan memiliki belas kasih kepada mereka yang dikucilkan karena mereka membutuhkan bantuan dan perhatian kita.

Yesus dekat dengan mereka yang dianggap sebagai pendosa karena Yesus ingin mereka bertobat dan mengikuti ajaranNya.

Yesus mengutus kita untuk mewartakan dan menghadirkan wajah Tuhan melalui teladan hidup yang baik, yaitu wajah Tuhan yang penuh kebaikan, penuh dengan kasih dan pengampunan.

Ya Tuhan yang pengasih dan penyayang, ajarilah kami untuk memiliki belas kasih yang besar kepada saudara-saudara kami, terutama mereka yang membutuhkan bantuan kami. Bukalah mata hati dan iman kami untuk melaksanakan perintah Mu sebagai tugas perutusan kami. Amin

Penulis: Nathasya Thalia

Pengisi: Fransisca Tyas

SANTA PERAWAN MARIA DARI GUADALUPE

Kisah Orang Kudus 12 Desember 2022: Santa Perawan Maria Dari Guadalupe

Santa Perawan Maria Dari Guadalupe

Pada tahun 1531 Santa Perawan Terbekati menampakkan diri beberapa kali kepada seorang Indian bernama Juan Diego. Ketika atas permintaan Uskup, Juan Diego meminta suatu bukti bahwa penampakan itu berasal dari surga, maka tergambarlah lukisan Bunda Maria pada mantolnya.

Gambar kudus ini sekarang disimpan di katedral baru yang indah dan Bunda Maria dari Guadalupe diangkat sebagai pelindung segenap Amerika. Bunda Maria dari Guadalupe mengatakan kepada kita semua : “Janganlah khawatir mengenai apa pun, bukankah aku ada di sini? Aku, yang adalah bundamu, bukankah engkau ada dalam perlindungan-Ku?”

Penulis : Arief Setyawan

Pengisi: Dionisius Agus Puguh

PENCOBAAN


“Jika demikian, Aku pun tidak mau mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu” (Matius 21:23-27)

Hari ini gereja memperingati Bunda Maria dari Guadalupe. Pada peristiwa tersebut, Bunda Maria memperlihatkan dirinya melalui gambar yang tercetak pada tilma yang digunakan oleh Juan Diego yang merupakan seorang petani pada masa itu.

Peristiwa tersebut mengajarkan kepada kita bahwa Bunda Maria ingin tinggal bersama kita dan memperlihatkan kerendahan hatinya dengan menggunakan petani sebagai uluran tangannya.

Bacaan Injil hari ini menceritakan Yesus yang sedang dicobai oleh para imam kepala dan pemuka Yahudi tentang dari mana asal ajaran yang diberitakan oleh Yesus.

Yesus sudah mengetahui pikiran licik mereka yang ingin mencobai-Nya, namun Yesus bijaksana dalam menangani hal tersebut dengan memberikan pertanyaan mengenai pembaptisan Yohanes. Mereka pun tidak dapat menjawabnya karena takut dengan orang banyak.

Pernahkan kita mengalami kejadian seperti yang dialami Yesus? Tentu dalam perjalanan hidup ini, tidak sedikit orang yang pernah membenci kita atau memperlakukan kita secara tidak adil.

Saat menghadapi peristiwa tersebut, jawaban atau respon apa yang saudara berikan? Kita belajar dari peristiwa yang Yesus alami, untuk tetap tenang dan berfikir dengan jernih saat timbul masalah yang mungkin disebabkan oleh faktor dari luar.

Pernahkah kita berfikir, mengapa kita harus mengalami pencobaan? Kita sebagai umat Allah, percaya bahwa pencobaan menjadi proses pengudusan dalam kehidupan kita. Melalui pencobaan, kita semakin dikuatkan,agar kita semakin serupa dengan Yesus Kristus.

Surat Paulus kepada umat di Roma 5: 3-4 menyebutkan, kesengsaraan menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan oleh Roh Kudus ke dalam diri kita.

Ya Bapa, ajarilah kami untuk semakin kuat dalam mengali berbagai pencobaan di dalam hidup kami. Semoga kami makin memiliki iman yang sejati sebagai umat-Mu. Ya Roh Kudus, tuntunlah kami untuk memiliki pengharapan yang tekun kepada Yesus Kristus. Amin

Penulis: Nathasya Thalia
Pengisi: Benedictus Isworohadi