Renungan Tetes Embun: Jumat, 28 April 2023
“Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia” (Yoh. 6:56)
Hari ini adalah Peringatan Orang Kudus Katolik yaitu Santo Louis Marie Grignon de Monfort di mana dalam sebuah doa, beliau berkata Totus Tuus ego sum yang berarti Akulah Milikmu. Pernyataan tersebut memiliki arti penyerahan hidup seutuhnya yang kemudian digambarkan oleh bacaan hari ini dari Kisah Para Rasul 9:1-20 tentang pertobatan Saulus yang kemudian menjadi milik Tuhan seutuhnya.
Ketika muda saya memiliki sebuah keyakinan bahwa saya mampu melakukan segala sesuatu dengan kemampuan saya. Suatu sikap yang mungkin umum dialami oleh orang dalam rentan usia 20 -an. Hingga suatu saat saya mengalami suatu masalah yang cukup rumit dan sayangnya setelah mencoba berbagai cara saya tidak menemukan solusi atas permasalahan yang terjadi.
Peristiwa tersebut kemudian sempat membuat saya kehilangan arah hidup namun peristiwa tersebut pula menyadarkan saya bahwa akulah milik Nya sehingga bukan lagi kehendak ku yang terjadi melainkan kehendak Nya yang terjadi.
Peristiwa saulus menjadi Paulus merupakan peristiwa yang berkesan buat saya. Bukan hanya karena Paulus menjadi nama baptis dan santo pelindung saya pribadi melainkan pesan di balik peristiwa tersebut.
Menurut saya Tuhan hendak berpesan melalui peristiwa tersebut adalah kita semua termasuk saulus pada waktu itu, adalah Milik Tuhan seutuhnya, sehingga kita mau berlari kemanapun pada akhirnya kita akan kembali kepada-Nya.
Hal tersebut kemudian dipertegas oleh ucapan Yesus dalam Yohanes 6:53 dimana dikatakan sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
Makna ucapan tersebut tentu tidak bisa di terjemahkan secara harafiah namun memiliki makna bahwa kita memang hidup didalam Dia agar kita memiliki arah dan makna dalam hidup ini. Dengan kata lain, kita diminta mengakui bahwa kita adalah miliknya dan tentu saja sebagai kepunyaan Nya kita tentu akan mengizinkan Sang Pemilik untuk masuk dan pada akhirnya tinggal dalam hidup kita.
Tuhan terima kasih telah menjadikan ku Milik mu sehingga aku boleh terus berjalan dalam terang Mu. Jika suatu saat aku menjadi lupa bahwa aku Milik Mu maka kiranya Engkau sudi menegurku dengan kelemahlembutan Mu. Amin.
Penulis Renungan: Ali Wardhana
Pengisi Renungan: Benedictus Isworohadi