Renungan Tetes Embun: Minggu, 30 April 2023
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau
besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” (Mzm.23:4)
Bacaan hari ini baik dari Injil Yohanes maupun Mazmur berbicara tentang hal yang sama yaitu gembala yang baik. Salah satu kebaikannya adalah diungkapkan dalam 1 Petrus 2:24 yaitu Tuhan memikul salib agar kita bisa hidup dalam kebenaran.
Di era saat ini teknologi berkembang dengan cepat sehingga tidak mengherankan distorsi informasi dengan mudah terjadi. Kita menjadi sulit membedakan mana informasi asli atau informasi palsu
dan tentu saja hal tersebut memberikan dampak dalam pengambilan keputusan kita sehari hari. Oleh karena itu kita dapat memilih informasi dengan melihat sumber yang terpercaya seperti situs pemerintah dan sebagainya.
Demikian pula dalam hal iman, seringkali dalam era yang membuat kita mempertanyakan iman kita dapat mengikuti sumber yang benar. Dalam 1 Petrus 2:21 dikatakan bahwa Yesus sudah meninggalkan teladan dan agar kita dapat mengikuti jejak Nya atau dengan kata lain kita tidak menjadi sesat.
Selain tidak menjadi sesat, pemazmur juga mengungkapkan dengan mengikut Tuhan sebagai gembala maka kita akan dimampukan untuk berani berjalan di dalam lembah kelam, kita menjadi berani menghadapi segala situasi yang mampu mengoncangkan iman. Bukan hanyan menjadi berani tetapi juga pemeliharaan Tuhan sehingga kita tidak kekurangan apapun.
Pilihan untuk mengikut Kristus ini juga ditunjukkan oleh sikap jemaat mula mula dalam Kisah Para Rasul 2 untuk di baptis. Menariknya jika semua hal tersebut berjalan mengapa masih ada anak anak Tuhan yang tersesat? Jawabannya ada dalam bacaan Yohanes 10:1-10 yaitu ketidakmampuan orang untuk membedakan antara pencuri perampok dan penjaga.
Lebih lanjut bacaan Injil tersebut mengungkapkan bahwa pencuri perampok tidak mengenal dombanya sedangkan penjaga mampu memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya. Oleh karena, ikutilah pribadi yang sungguh sungguh mengenalmu dan mampu menuntun mu agar engkau mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan
Tuhan terimakasih atas pengorbanan Mu diatas kayu salib agar aku memperoleh hidup. Oleh karena itu ya Yesus, ajarkan aku mengenal suara Mu dan gerak kan ku agar mau di tuntun oleh Mu dalam segala situasi hidup. Amin.
Penulis Renungan: Ali Wardhana
Pengisi Renungan: Benedictus Isworohadi