DAMAI DI HATI, DAMAI DI BUMI

Renungan Tetes Embun: Senin, 1 Januari 2024

“Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati kita.” (Mazmur 67: 6)

Sobat Katolikana,

Hari ini dalam Kalender Liturgi Gereja Katolik adalah Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah dan Hari Perdamaian Sedunia. Sungguh sempurna pesan dari Bapa, seperti yang kita tahu juga, Bunda Maria berpesan kepada Bernadet Soubirus untuk tekun berdoa Rosario demi perdamaian dunia.

Tapi pernahkah kita bertanya, darimanakah datangnya damai di hati kita? Kedamaian hati asalnya dari Allah Bapa. Apa yang kita takutkan? Apa yang kita cemaskan? Seperti kutipan Mazmur hari ini, tanah memberi hasil, Allah memberkati kita, nyatalah Allah menjamin rejeki jika kita telah berusaha keras.

Tidak ada suatu kebetulan dalam nama Tuhan, seperti pengalaman sahabatku ini. Suatu pagi, di sebuah rumah sakit di Selatan Jakarta, sambil menunggu apoteker memberikan obat untuk ayahnya, Tia sedang mengingat-ingat dan merasa heran, mengapa tumben-tumbennya dia bisa menghemat 600 ribu rupiah
di bulan ini, padahal dia lumayan boros.

Dari balik kaca, apoteker menyebutkan nama ayahnya, dan berkata, “Mbak, ada sebagian yang tidak ditanggung asuransi, jumlahnya 548 ribu rupiah, ya.” Seketika Tia meneteskan air mata, dan
berkata dalam hatinya “Tuhan, Engkau sungguh baik.”

Dalam hati, Tia berjanji tidak akan protes lagi ketika menghadapi kesulitan ini sendiri, tidak akan menyalahkan lagi semua saudara-saudarinya yang tinggal di beda kota.

Sobat Katolikana,

Allah Bapa kita sudah mencukupkan semua. Damai di hati kita seharusnya spontan membuat kita ingin menebarkan damai buat sekeliling kita juga. Apakah dampaknya? Damai di hati, damai di bumi.

Marilah berdoa:

Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.
Tuhanku, Engkau sungguh baik, Kau cukupkan semua, sehingga aku tidak sempat berkeluh kesah. Engkaulah sumber pengharapanku. Aku mohon ampun atas semua dosa-dosaku. Bimbinglah aku selalu sebagai murid-Mu. Amin. Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.

Penulis: Rediningrum Setyarini

Pengisi: Angelina Santy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *