ANAK BAPA

Renungan Tetes Embun: Sabtu, 11 Maret 2023.

“Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak Bapa.” “Anakku, engkau selalu bersama – sama aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.” (Luk. 15:21;31)

Bacaan dari Nubuat Mikha dan Injil Lukas pada hari ini sungguh hanya mengisahkan relasi yang begitu hangat, indah, serta dipenuhi kasih dan pengampunan, ibarat relasi anak dengan bapaknya.
Sungguh memang demikian adanya, sebagaimana telah dinubuatkan oleh Mikha, “Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?” Mikha 7:18.

Sadarkah bahwa kita masih sangat kerap atau bahkan selalu terlalu tinggi hati dengan merasa sebagai yang terbaik seperti anak sulung dalam Injil Lukas dan merendahkan orang lain yang seolah begitu buruk dan rendah kualitas hidupnya? Pernahkah, sekali saja, dalam hening diri serta dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, kita menyadari dan mengakui dosa-dosa kita terhadap sorga dan Sang Pencipta? Ingatlah bahwa Sang Pencipta hadir dalam diri setiap sesama di sekitar kita.

STOP iri hati saat kita melihat bahwa sesama yang menurut kita kualitas hidupnya tidak sebaik kita justru beroleh kasih karunia berlimpah, ingat sebagai “Anak Tuhan” berarti Tuhan selalu bersama dengan kita dan segala milik-Nya telah dikaruniakan untuk kita menjadi milik kita juga. Mari dalam masa Prapaskah, kita semakin membuka hati, belajar menyingkirkan segala iri hati, memandang buruk, merendahkan, dan mencari kesalahan.

Tuhan, ajar kami semakin menyadari betapa kami adalah anak berdosa dengan tetap setia bersyukur atas ampun dan kasih-Mu. Demi Tuhan yang hidup kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Penulis Renungan: Clara C. Maria Imm. Wara Wulandaru

Pengisi Renungan: Benedictus Isworohadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *