BERCERMIN PADA KISAH SENGSARA-NYA

Renungan Tetes Embun: Minggu, 2 April 2023.

“Ia menjawab: “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan.” (Mat. 26:14-27:66)

Hari ini adalah Minggu Palma dengan bacaan Injil yang begitu panjang, terdiri dari 2 bab dan 98 ayat. Dan dalam setiap Perayaan Minggu Palma setiap tahunnya, kita akan selalu mendengar bacaan ini dibacakan di hadapan umat.

Dengan runut Rasul Matius mengisahkan bagaimana awal mulanya Yudas Iskariot menemui imam-imam kepala dan melakukan transaksi dan perjanjian untuk menyerahkan Yesus. Pada cerita selanjutnya dituturkan mengenai Kisah Perjamuan Terakhir antara Yesus dan kedua belas orang murid-Nya.

Kemudian Yesus dan semua murid ke Bukit Zaitun dan sesampainya di sana Yesus berdoa di Taman Gersemani. Ketika Yesus sedang berdoa, terjadilah tragedi yang kemudian menghantarkan Yesus untuk mengalami peristiwa sengsara hingga kematian-Nya di kayu salib.

Dalam kehidupan sehari-hari, barangkali kita pernah dipertemukan dengan orang-orang yang perilakunya seperti Yudas Iskariot. Orang-orang model begini biasanya dengan mudahnya memfitnah orang lain demi meraih ambisi pribadinya. Bahkan mereka tidak segan-segan menjatuhkan orang lain dengan cara-cara kotor – bahkan cenderung tidak manusiawi!

Dan mungkin saja di antara kita juga ada yang pernah berperilaku demikian di masa lalu. Misalnya saja untuk meraih jabatan atau posisi tertentu di kantor, atau demi mendapatkan kepercayaan dari atasan kita. Apakah benar, demikian?

Sssttt, jika benar adanya, Anda tidak perlu mengakuinya di depan saya. Namun saya mengajak Anda untuk menyesali segala salah dan dosa yang sudah Anda perbuat, seraya memohon ampun di hadapan Tuhan Allah.

Melalui bacaan Injil pada hari ini, kita semua diajak untuk bercermin sekaligus berefleksi melalui kisah sengsara yang dialami Yesus. Apakah selama ini saya berulang kali telah berusaha untuk menyalibkan-Nya melalui perbuatan-perbuatan dosa dan kejahatan yang saya lakukan terhadap sesama?

Saya yakin bahwa ada begitu banyak orang yang mengaku dosa setiap tahunnya. Akan tetapi, apakah pengakuan dosa itu dapat menjadi ‘sebuah jaminan’ bahwa dosa yang sama tidak akan pernah kita perbuat lagi di kemudian hari?!

Dalam Kitab Yesaya bab 1 ayat (18), Tuhan berfirman demikian, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”

Apakah sebagai umat beriman Katolik, kita telah memahami firman Tuhan di atas dengan baik?

Tuhan, puji syukur kami ucapkan sebab Engkau telah menjadikan kami murid-murid-Mu. Ajarilah kami ya Tuhan, agar kami menjadi murid-murid-Mu yang taat mengikuti sabda dan perintah-Mu.

Kuatkan kami yang Tuhan, agar dalam peziarahan hidup kami di muka bumi ini, kami senantiasa berpegang pada firman-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Penulis Renungan: Dionisius Agus Puguh

Pengisi Renungan: Ignacia Lola’ Tandirerung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *