PROVIDENTIA DEI

Renungan Tetes Embun: Selasa, 25 April 2023

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7)

Providentia Dei yang menjadi judul renungan hari ini dapat diartikan sebagai pemeliharaan Tuhan atau penyelenggaraan Ilahi. Kata kata yang nampak sederhana pengucapannya ini menjadi tantangan di era yang dipenuhi dengan rasa insecure dan overthinking.

Suatu ketika saya berada di situasi yang tidak pasti dan menimbulkan beban pikiran yang berat. Kala itu di usia saya yang sudah 30 tahun lebih saya belum memiliki penghasilan yang memadai. Saya kemudian menjadi insecure dengan diri saya dan kemudian mengalami sulit tidur karena overthinking atau kelebihan berfikir.

Saya menjadi berlebihan dalam berfikir terhadap masa depan saya yang tanpa saya sadari Tuhan sebetulnya sudah rancangkan yang terbaik. Hingga suatu hari saya menjadi sadar setelah mendengarkan homili dari seorang Romo yang berkata bahwa kekhawatiran kita itulah yang pada akhirnya mencederai kasih Allah yang sempurna.

Situasi yang saya alami tersebut sebetulnya sudah di jawab oleh 1 Petrus 5:7 bahwa serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Pemeliharaan inilah yang kemudian menjadi jaminan kita dalam menjadi pewarta injil. Ayat dalam 1 Petrus tersebut kemudian dilanjutkan oleh ayat yang mengatakan bahwa kita harus berjaga jaga dan melawan iblis.

Wujud dari iblis tersebut adalah kekhawatiran yang harus kalah karena kita sebagai murid-murid Nya memiliki tugas untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk (Markus 16:15). Namun yang menjadi pertanyaan sederhana bagaimana kita bisa memberitakan Injil atau kabar sukacita kalau kita sendiri masih penuh dengan kekhawatiran?

Oleh karena itu, kekhawatiran ini harus di lawan dengan iman yang teguh, dengan keyakinan bahwa kasih Tuhan dibangun untuk selama lamanya dan kesetiaan Tuhan yang tegak seperti langit (Mazmur 89:2). Sebagai penutup, dalam mewartakan kabar sukacita Injil mari kita ingat sejenak lagu dari Puji Syukur No. 680, yang berbunyi : Burung pipit yang kecil, Dikasihi Tuhan terlebih diriku Dikasihi Tuhan

Tuhan terima kasih atas janji pemeliharaan Mu yang kekal. Kuatkanlah langkah ku dalam mewartakan kabar sukacita Injil dalam kehidupan sehari hari dan teguhkan iman ku dalam melawan kekhawatiran hidup yang berlebih . Amin

Penulis Renungan: Ali Wardhana
Pengisi Renungan: Aloysius Rangga Aditya Nalendra

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *