JANGAN KHAWATIR

Renungan Tetes Embun: Senin, 26 Desember 2022

Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. (Matius 10:20)

Kisah para Rasul dan Injil hari ini, kalau dibaca selintas kok membuat perasaan jadi sulit diungkapkan, ya.

Pernahkah Sobat Katolikana berada dalam situasi sebagaimana dikisahkan dalam kedua bacaan hari ini? Pastilah benar-benar tidak terurai kata, kekuatiran dalam hati, saat kita berbuat hal-hal baik kepada sesama atau dalam suatu kelompok, tetapi yang kita terima adalah caci-maki, tuduhan, bahkan penganiayaan.

Apakah yang pertama akan terlintas dalam benak saat mengalami hal seperti di atas? Manusiawi kita pasti akan dipenuhi keinginan melawan bahkan membalas. Dalam budaya Jawa, ada kalimat bijak yang sudah dikenal sejak jaman dulu, Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti, yang secara harafiah berarti segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan kebijaksanaan, kelembutan, dan kesabaran.

Sharing pribadi ya, dulu perenung asli temperamental, sewaktu masih mengajar – cap killer itu sudah melekat, saat kerja dalam tim – kalau ada yang salah atau susah paham – karena kuatir proses kerja kacau dan tujuan tidak tercapai maka ngomel sudah seperti senapan mesin. Seiring waktu, perlahan
belajar bahwa luapan emosi tidak akan pernah selesaikan masalah.

Perenung selalu terngiang salah satu pesan Bapak, Almarhum, “Jika sesuatu bisa disampaikan dengan baik kenapa harus menggunakan cara yang menyakitkan?”

Sangat tidak mudah untuk mengubah diri dan harus tiada lelah terus berusaha. Sangat bersyukur bahwa saat ini, perenung justru sering diminta menjadi narahubung atau juru komunikasi bila berhadapan dengan relasi atau pihak yang asli menyusahkan dan selalu mau benar/menang sendiri.

Sobat Katolikana, jangan kuatir dalam saat sulit, tenangkan dan buka hati agar Tuhan sendiri yang mengendalikan segala ucap, sikap, pikir, dan laku kita.

Tuhan, ke-aku-an kami sangatlah mendominasi sehingga sulit bersabar dan berpikir jernih serta penuh kekuatiran dalam menghadapi hal-hal pelik dan mengusik emosi. Bantulah kami untuk selalu mau mengambil waktu hening diri agar Engkau sendiri yang mengisi hati kami sehingga segala ucap, sikap, pikir, dan laku sungguh sesuai kehendak-Mu semata. Amin.

Penulis: Clara Christina Maria Immaculata Wara Wulandaru

Pengisi: Th. A. Alfa Dirgantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *