JALAN

Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.” (Lukas 7: 27)

Pernahkah kita merasa kesulitan mengunjungi rekan, saudara atau kolega kita yang berada di daerah pedesaan yang terpencil karena alasan infrastruktur jalan yang dibangun belum baik? Atau bahkan belum ada jalan yang menghubungkan antara desa yang kita tuju?

Memang keberadaan  jalan akan dapat membuka akses lebih mudah, membantu desa dapat berkembang, dan memudahkan untuk berkomunikasi. Jalan menjadi elemen vital dalam pembangunan sehingga terbukalah kemudahan-kemudahan sehingga memunculkan keuntungan dan kesejahteraan di daerah tersebut. 

Hal yang sama dilakukan oleh Yohanes Pembabtis. Kehadiran-Nya menjadi pembuka jalan bagi karya keselamatan yang akan dikerjakan oleh Yesus.

Injil hari ini menggambarkan bagaimana konsentrasi pewartaan Yohanes Pembaptis–termasuk juga pembaptisan yang dia lakukan–adalah sebagai “pembuka jalan bagi Yesus, Sang Juruselamat.”

Dari Yohanes Pembaptis kita bisa belajar satu hal: bahwa apa yang dilakukannya tidak mengarahkan orang-orang yang dia baptis kepada dirinya sendiri, tetapi kepada Yesus.

Hidup, pewartaan, dan baptisan Yohanes dilakukan untuk mempersiapkan orang untuk menerima Yesus. Sehingga seluruh hidup dan pewartaan Yohanes Pembaptis adalah pembuka  jalan, di mana orang-orang dapat menemukan Mesias, Sang Juruselamat.

Kita yang telah dimeteraikan dalam baptisan dapat merenungkan dari apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembabtis yakni menjadi jalan pembuka untuk keselamatan dunia.

Pertanyaan yang dapat menjadi permenungan kita di pekan Gaudette ini adalah: sejauh mana daya upayaku menjadi jalan untuk  menghantarkan  orang kepada Yesus setelah aku dibaptis menjadi pengikut-Nya dengan sikap kita, perbuatan baik kita, pelayanan kita di masyarakat, bersaksi dengan menghidupi Kekatolikan  seturut teladan Injil?

Atau, jangan-jangan sikap perbuatan kita malah membuat orang lain menjadi antipati dengan Yesus dan menutup jalan keselamatan dengan sikap merasa paling benar, paling tahu dan lain sebagainya. Alih-alih kita mewartakan kabar baik, yang ada penolakan atau bahkan kesalahpahaman atas tindak tanduk kita.

Di Minggu Gaudette ini, marilah kita menyongsong Yesus yang akan hadir dalam peristiwa Natal dengan memperbaiki diri sehingga kita dilayakkan menjadi jalan bagi keselamatan dan berkat untuk orang lain. (*)

Oh Yesus andalanku, turunkanlah rahmat agar kami mampu meluruskan hidup kami, memperbaiki lobang yang ditimbulkan karena dosa kami, agar hidup kami layak menjadi jalan keselamatan, mendekatkan banyak jiwa kepadaMu. Gunakanlah hidupku ini demi kemuliaanMu, sebab Engkaulah raja yang mulia dan kekal untuk selama lamanya demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin

Penulis: Rangga Nalendra Pengisi: Fransisca Tyas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *