Renungan Tetes Embun, Rabu, 21 Desember 2022
Dan ketika Elisabeth mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabeth pun penuh dengan Roh Kudus. (Lukas 1:41)
Dalam ajang piala dunia 2022 di Qatar beberapa waktu lalu, terjadi peristiwa menarik ketika pertandingan antara Wales VS Iran yakni seorang kiper dari Negara Wales, Wayne Hennessey terpaksa menerima kartu merah di menit yang menentukan yakni di menit ke 86.
Akibatnya Wales hanya bermain dengan 10 pemain karena Wayne Hennessey terusir di lapangan hijau. Ketidakhadiran Wales mengguncang pola permainan tim mereka Wales sehingga dua gol dari Iran bersarang di jaring Wales hingga peluit dibunyikan tanpa ada perlawanan. Kejadian tersebut menghantarkan Iran memenangkan pertandingan itu.
Kehadiran kiper dalam permainan sepak bola bukan hanya sebagai pemain kunci yang menjaga mistar gawang dari gempuran pemain lawan, namun juga menjadi pengatur pola tempo serangan sehingga ketika sang kiper terkena cedera atau harus keluar lapangan karena kartu merah, tentu saja mengganggu dan memberikan dampak yang sangat besar terhadap tempo permainan. Itulah pentingnya sebuah kehadiran. Sehingga jika posisinya digantikan atau tidak dapat hadir maka akan berimbas kepada situasi lainnya.
Kehadiran dapat diartikan bukan hanya dalam hadir bentuk fisik jasmani namun kehadiran diartikan keberadaan seseorang secara menyeluruh baik itu secara fisik serta berupa semangat, suka cita, motivasi, tenaga,daya pikir,ide ide yang dapat merepresentasikan keberadaan seseorang. Sehingga kehadirannya menjadi sesuatu yang bernilai untuk ditunggu.
Injil Lukas hari ini hendak menggambarkan sebuah kehadiran. Maria diceritakan datang menemui saudarinya Elizabeth. Uniknya kehadiran Sang Bunda Allah ini sungguh dinanti. Hal ini terlihat ketika salam dari Bunda Maria, maka melonjaklah anak yang di dalam rahim Elizabeth dan Elisabeth pun penuh dengan Roh Kudus.
Sang penginjil bukan hanya ingin menggambarkan sebuah pertemuan antara Bunda Maria dan Elizabeth, namun hendak pula menggambarkan makna sebuah kehadiran. Elisabeth menyadari bahwa yang baru saja dialaminya itu adalah sesuatu yang luar biasa sampai-sampai anak yang ada dalam kandungan melonjak di dalam rahimnya karena kegirangan.
Kehadiran Maria bukan saja sungguh dinanti namun juga menjadi kebahagiaan bagi Elizabeth karena merasa dihormati.
Elizabeth tahu bahwa Maria adalah seorang perempuan luar biasa yang dipilih Allah dan diistimewakan Allah untuk mengandung dari Roh Kudus sehingga Elizabeth merasa tidak layak atas kehadiran Bunda Maria tersebut katanya ‘Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?’
Kehadiran Bunda Maria merupakan sebuah simbol saling menguatkan, saling meneguhkan dan saling berbela rasa satu sama lain. Bunda Maria mengunjungi Elizabeth bukan hanya sekedar bertanya kabar namun ikut pula mewartakan kabar suka cita akan keselamatan lewat hadirnya Yesus di dalam rahimnya. Sehingga kehadirannya sungguh terasa dan berdampak membawa suka cita.
Sebagai umat beriman Katolik, misi perutusan kita adalah menghadirkan wajah Kristus di tengah dunia, sehingga kita harus mampu menghadirkan wajahNya bagi sesama, mewartakan kehadiranNya dalam karya kerja kita serta dalam perutusan tugas kita masing masing di dalam masyarakat.
Untuk kita refleksikan bersama apakah kehadiran saya, anda, kamu, kita semua sudah mampu memberikan daya suka cita bagi orang lain?
Kerap kali kita hadir dalam pertemuan di lingkungan, pertemuan di masyarakat, pertemuan ibadah hanya secara fisik. Kadangkala fokus pikiran kita terpusat pada gawai pribadi kita, sosial media kita, atau bahkan hadir hanya sebagai formalitas menggugurkan kewajiban, sehingga tak jarang interaksi saling meneguhkan, saling berbela rasa, saling menguatkan hilang terlewat begitu saja.
Momen kebersamaan yang ada hanya menjadi formalitas foto di sosial media, kehadiran dan ramah tamah semua menjadi Lips Service untuk mempercantik suasana. Alih alih menghadirkan Roh suka cita, roh Kudus namun yang terjadi adalah sebaliknya yakni hadirnya unclean spirit yang memberikan perpecahan dan ketidaknyamanan bagi interaksi sosial kita.
Pesan indah menjelang hari raya Natal ini bahwa kita masing masing diingatkan bahwa kehadiran bukan melulu soal fisik saja yang hadir,namun juga seluruh jiwa raga kita hadir, datang memberi dampak.
Memberikan peneguhan, berinteraksi satu sama lain untuk saling menguatkan sehingga kita sebagai Umat Katolik hadir di dalam masyarakat agar memiliki dampak bagi kehidupan di dalam masyarakat sehingga kehadiran kita menjadi sesuatu yang bernilai untuk ditunggu bagi orang lain.
Ya Yesus andalanku, aku bersyukur kepadaMu atas kehadiranMu dalam hidupku, ajarlah aku agar mampu menghadirkan wajahMu di tengah masyarakat, membawa sukacita dan rahmat bawalah aku masuk ke dalam hadiratMu agar segenap hidupku dimampukan membawa dampak positif di tengah masyarakat kami, sebab Engkaulah raja yang mulia dan kekal untuk selama lamanya demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin
Penulis: Rangga Nalendra. Pengisi: Rediningrum Setyarini