SIAP MENJADI UTUSAN-NYA

Renungan Tetes Embun: Minggu, 15 Januari 2023

“Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.” (Yohanes 1:29-34)

Apa kira-kira maksud dari bacaan Injil hari ini? Pernahkah terpikir oleh Anda, tugas yang Anda emban sesudah menerima baptisan di gereja?

Barangkali ketika Anda dibaptis, usia Anda baru beberapa hari, dengan kata lain Anda menerima baptisan saat masih bayi. Ada pula yang menerima baptisan saat berusia 6 hingga 10 tahun. Sebagian menerima baptisan di usia remaja; bahkan ada yang menerima baptisannya saat berusia dewasa.

Dalam kutipan Injil hari ini, dikisahkan Yesus yang menerima baptisan dari Yohanes Pembaptis; bersama umat yang datang dari seluruh daerah Yudea, maupun penduduk Yerusalem.

Sambil mengaku dosanya masing-masing, mereka dibaptis di Sungai Yordan. Dengan kata lain, pembaptisan yang dilakukan Yohanes pembaptis disebut juga ‘pembaptisan pertobatan’.

Melalui peristiwa pembaptisan tersebut, Yesus menghadap Bapa bersama umat lain yang adalah ‘orang berdosa’. Sabda Bapa yang ditujukan kepada Yesus, ditujukan kepada semua orang yang bersatu dengan-Nya: “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”

Pembaptisan yang diterima Yesus bagaikan ‘pelantikan’ Yesus ke dalam tugas perutusan-Nya. Melalui pembaptisan tersebut, Yesus menyatakan penyerahan total dan radikal kepada kehendak Bapa-Nya di Surga. Melalui pembaptisan itu pula, Yesus tampil sebagai ‘pengantara’ antara Allah dan manusia.

Menurut Santo Paulus, melalui sakramen pembaptisan yang kita terima, kita mengambil bagian dalam wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Melalui pembaptisan, “kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya – sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa – demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru”.

Melalui baptisan yang kita terima, kita tidak hanya menerima karunia Roh Kudus, tetapi juga secara otomatis menjadi anggota tubuh Kristus, yaitu Gereja.

Karena kita telah bersatu dengan Kristus sebagai Cahaya Dunia, maka kita pun harus hidup sebagai putra-putri cahaya dan menghayati iman kekatolikan kita dengan setia: “Menjadi manusia baru, menjadi anak-anak yang dikasihi-Nya.”

Ya Tuhan, semoga kami selalu setia dalam iman akan Engkau. Biarlah dari hari ke hari, kami selalu menghayati makna baptisan yang telah kami terima; baptisan yang telah mempersatukan kami dengan Kristus Putera-Mu. Dengan demikian kami siap menjadi utusan-utusan-Mu. Semua kami mohon demi kemuliaan nama-Mu; kini, dan sepanjang segala masa. Amin.

Penulis: Dionisius Agus Puguh

Pengisi: Benedictus Isworohadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *