SELALU SIAP DIBAHARUI

Renungan Tetes Embun: Senin, 16 Januari 2023

“Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.” (Markus 2:18-22)

Perikop Injil pada hari ini secara utuh berbicara perihal ‘berpuasa’. Jika kita mendengar kata berpuasa, maka serta merta ingatan kita akan dihantar pada masa Prapaskah yang juga dikenal sebagai masa tobat, pantang, dan puasa.

Masa ini juga kita jalani bersama sebagai “Retret Agung” untuk merenungkan sengsara yang dialami oleh Tuhan Yesus; seraya mengevaluasi diri kita sendiri – selaku murid-murid-Nya.

Tradisi berpantang dan berpuasa selama 40 hari lamanya ini merupakan wujud Pertobatan diri kita masing-masing. Diharapkan di akhir masa Prapaskah ini, hati kita semua kembali menjadi suci; dan mata hati kita semakin bening dan bersinar sebagai anak-anak yang teramat dikasihi-Nya.

Kutipan Injil Markus hari ini mengatakan bahwa anggur baru hendaklah disimpan dalam kantong yang baru pula. Maksud dari pernyataan ini adalah perlunya kesesuaian antara isi yang baru dan tempat yang baru pula.

Tuhan Yesus datang ke dunia untuk membawa pembaharuan hidup sekaligus menawarkan hidup abadi kekal bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Oleh sebab itu diperlukan keterbukaan hati kita untuk menerima Kabar Gembira ini.

Agar “hidup baru” di dalam Kristus dapat kita hidupi dengan baik, diperlukan pembenahan hidup, kesediaan hati untuk menata diri, dan melakukan pertobatan secara terus-menerus. Barangkali “perilaku hidup lama” kita – pada kenyataannya mungkin tidak sesuai dengan iman Kristiani.

Masa-masa pertobatan adalah saat untuk kembali menata diri dan bertobat. Sikap tobat adalah sikap pembaharuan hidup, yang tidak jarang membutuhkan pengorbanan di dalamnya. Sikap tobat dapat diwujudkan dalam berbagai tindakan nyata, misalnya dengan menjalankan pantang dan puasa.

Namun dari semua itu, kita harus tetap mengingat tujuan utama dibalik semua kegiatan yang kita lakoni – agar tidak hanya berhenti pada hal-hal yang tampak di mata saja. Marilah kita berbenah diri saat ini juga, supaya Tuhan berkenan tinggal di dalam diri kita, sekarang, selalu, dan selama-lamanya.

Ya Tuhan, ajarilah kami untuk menyadari segala kekurangan dan keterbatasan kami masing-masing. Sebagai manusia yang lemah, kami semua tidak luput dari dosa-dosa kami setiap hari. Curahkan rahmat-Mu ya Tuhan, agar kami selalu siap dibaharui dari hari ke hari seturut kehendak-Mu. Semua kami mohon demi kemuliaan nama-Mu; kini, dan sepanjang segala masa. Amin.

Penulis: Dionisius Agus Puguh
Pengisi: Benedictus Isworohadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *