Renungan Tetes Embun: Senin, 30 Januari 2023
“Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.” (Markus 5:19-20)
Memberi nasi berkat kepada tetangga adalah salah satu cara untuk memberitahu tentang kasih Tuhan atas dirinya. Di Indonesia, kebiasaan tersebut telah ada sejak zaman kakek buyut. Tradisi yang dilakukan oleh semua orang dari beragam agama dan keyakinan. Menjadi budaya bangsa. Dengan berjalannya waktu, budaya tersebut berganti dengan makan bersama.
Semula, makan bersama di rumah orang yang mengalami kasih Tuhan. Kemudian, berkembang menjadi makan bersama di restoran hingga hotel mewah dan acaranya tidak hanya makan bersama. Makan bersama tersebut dikemas dengan aneka permainan dan aktivitas yang penuh sukacita. Pada setiap penyelenggaraannya selalu ada keinginan untuk melebihi kegembiraan dari acara sebelumnya. Tanpa peduli dengan biayanya.
Dana ratusan juta siap dikeluarkan. Bahkan, tidak sedikit yang menyentuh milyaran. Prinsipnya, acara tersebut harus dapat menjadi trending topik. Menyebar luas di media sosial dan selalu dibicarakan masyarakat. Fokusnya pada ketenaran. Dikagumi karena kekayaannya yang berlimpah.
Kekaguman yang menyingkirkan tujuan awal, menyampaikan apa yang diperbuat Tuhan atas dirinya. Tidak ada pelarangan untuk hal tersebut. Setiap insan mempunyai hak untuk bergembira. Tetapi, akan membawa kebaikan jika ada tujuannya. Dalam hal ini, semua agama dan keyakinan memiliki kesamaan arah. Membuat orang takjub akan perbuatan Sang Pencipta. Termasuk ajaran Kristus.
Markus, salah seorang murid Yesus, menceritakan bahwa Yesus meminta kepada orang yang disembuhkan-Nya dari kerasukan setan untuk pulang dan memberitahukan kepada orang-orang sekampung mengenai segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan dan bagaimana Tuhan telah mengasihaninya. Permintaan yang sangat sederhana tersebut dilaksanakan dengan baik.
Dia mewartakan kasih Tuhan kepadanya pada orang-orang sekampung. Pewartaan yang membuat banyak orang terpesona oleh karya Yesus. Teladan yang layak dijadikan contoh bagi orang-orang yang telah mengalaminya. Patutlah mereka mewartakan kasih Tuhan. Menceritakan pengalamannya saat memperoleh belas kasih Yesus. Dengan demikian, akan semakin banyak orang terpukau dan memuliakan Yesus.
Alah Bapa yang penyayang, belas kasih-Mu tidak pernah berhenti bagi kami. Jadikan kami untuk tetap terarah saat mewartakan apa yang Bapa perbuat dalam kehidupan dan betapa besar kasih-MU. Amin
Penulis Renungan: Rosita Sukadana
Pengisi Renungan: Hedwigis Belto Rosyandari