Renungan Tetes Embun: Senin, 13 Februari 2023.
“Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.” (Mark 8:12)
Baik bacaan injil Markus maupun kitab Kejadian yang menjadi bacaan hari ini memiliki benang merah yaitu Tanda. Dalam kitab Kejadian dikatakan kain diberi tanda oleh Tuhan agar ia tidak dibunuh oleh siapapun yang bertemu dengan Kain, sedangkan dalam bacaan injil Markus, dikatakan orang orang farisi yang meminta Tanda kepada Tuhan. Ada apa dengan pertanda ini? Apakah kita sebagai orang beriman tidak boleh meminta tanda kepada Tuhan?
Tanda memiliki petunjuk agar seseorang dapat menemukan tujuannya, oleh karena itu sebagai umat beriman kita tentu meminta pertanda kepada Tuhan. Dalam berbagai keputusan hidup saya, seperti menikah, membeli rumah, mencari pekerjaan, saya selalu meminta tanda kepada Tuhan.
Dalam doa, saya memohon berikan tanda bahwa bahwa keputusan yang akan saya ambil seturut kehendak Bapa di Surga, namun sebaliknya jika memang tidak seturut kehendak Bapa di Surga maka saya pun minta batalkan semua rencana saya. Memohon tanda kepada Tuhan saya yakini sebagai bagian dari melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan dalam hidup saya.
Dalam meminta tanda kepada Tuhan sebetulnya meminta pertanda dari Tuhan sebetulnya sesuatu yang wajar mengingat kita juga membutuhkan petunjuk dalam hidup kita asalakan dengan niat yang baik dan bukan untuk mencobai Tuhan seperti yang dilakukan orang Farisi.
Contoh lain dari meminta tanda dengan niat mencobai Tuhan juga nampak dalam Matius 27:40 : mereka berkata: “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!. Oleh karena itu dalam meminta tanda janganlah didasari dengan mencobai Tuhan melainkan dengan niat meminta petunjuk agar kita dalam terus berjalan dibawah kehendak Bapa di surga.
Niat tersebut didasari dengan sebuah perkataan iman yaitu : aku ini hamba Tuhan, terjadilah pada ku menurut perkataan-Mu.
Tuhan ajarkan kami untuk semakin peka terhadap pertanda yang Engkau berikan kepada kami dan ajarkan kami untuk mau tunduk dan taat terhadap segala kehendak Mu atas hidup kami. Amin
Penulis Renungan: Ali Wardhana
Pengisi Renungan: A. Rangga A. Nalendra