Renungan Tetes Embun: Rabu, 1 Maret 2023.
“Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.” (Luk 11 : 30)
Tanda merupakan suatu simbol yang memberikan kita sebuah arah, jawaban bahkan juga peringatan, contoh saja seperti lampu merah tandanya kita harus berhenti, tanda panah menunjukan arah atau tanda tengkorak artinya peringatan berbahaya. Sehingga Di balik sebuah simbol tanda terdapat makna dan arti yang bertujuan memberikan pesan bagi penerimanya. Nampaknya penginjil Lukas dalam perikop bacaan hari ini yakni dalam Lukas 11 29-32 menekankan sebuah pesan yang mengacu kepada tanda keselamatan.
Tanda yang pertama yakni tanda Yunus. Tanda Yunus dapat dipahami sebagai mukjizat Nabi Yunus dari ancaman kematian, sehingga dengan kisah Nabi Yunus dapat menunaikan tugasnya kepada orang Niniwe merupakan lambang Kebangkitan. Tanda Yunus yang memiliki makna mengenai peristiwa Kebangkitan Kristus dari kematian hal ini merupakan bukti yang kuat tentang karya keselamatanNya.
Sehingga Jika Yunus yang datang melalui cara tertelan ikan selama 3 hari tersebut dapat mendorong kota Niniwe untuk melakukan pertobatan yang begitu hebatnya, yang kita miliki jauh lebih besar dari itu semua yaitu karya keselamatan Tuhan Yesus Kristus di Kayu Salib untuk menebus dosa manusia yakni melalui karya keselamatan melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Tanda Kedua berbicara soal Salomo.
Tanda Salomo mau menujukan kebijaksanaan yakni Jika Tuhan bisa memberikan Salomo hikmat, sehingga ia bisa mengatur kerajaan nya yang sangat besar, lebih-lebih lagi Tuhan Yesus yang adalah sang Sumber Hikmat yang tak terbatas itu.sehingga dari kedua tanda yang dilukiskan dalam periokop bacaan hari ini mau mengantarkan kita pada satu tanda keselamatan yakni di dalan diri Yesus Kristus sendiri.
Seringkali kita meragukan keselamatan dari Allah sendiri dengan meminta tanda agar semakin yakin alih alih kita diteguhkan tetapi kita jatuh untuk mencobai Allah sendiri. Kita seringkali menjadi kurang percaya. Kita cenderung menuntut tanda yang dapat ditangkap oleh indra. Kerapkali kita mempertanyakan Tuhan dengan meminta tanda namun kita tidak menyakini bahwa tanda kebesaranNya berada dalam kasih Yesus sendiri.
Melalui kisah injil hari ini kita dapat belajar bahwa segala sesuatu janganlah kita mengandalkan logika, sebab Yesus mampu melakukan segalah hal di luar akal kita. Orang yang percaya akan hidup dari imannya. Kita harus percaya pada Yesus. Percaya adalah mutlak tanpa keraguan walau kepastian belum jelas. Percaya adalah sikap hati, bukan karena perhitungan dan prediksi matang dari cara berfikir.
Tapi percaya merupakan sikap hati, pikiran dan jiwa orang yang berserah dan senantiasa percaya pada-Nya walaupun tidak melihat.
Bapa Yang maha baik, Engkau kupuji dan kuangkat syukurku atas hari ini. Saya mohon teguhkan imanku sehingga saya dapat melihat Engkau dalam setiap tanda yang Engakau berikan dalam setiap hidupku ajarlah ku percaya hanya pada kasihMu Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Penulis Renungan: A. Rangga A. Nalendra
Pengisi Renungan: Clara C. Maria Imm. Wara Wulandaru