Renungan Tetes Embun: Selasa, 21 Maret 2023.
“Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” (Yoh. 5:14)
Alkisah, ada pemuda yang rajin mengikuti misa, walaupun untuk mencapai gereja, ia harus berjalan kaki berkilo-kilo jauhnya. Setiap hari ia membayangkan, seandainya ia memiliki sepeda motor tentunya waktu yang diperlukan untuk ke gereja jadi lebih singkat dan ia pun tidak kelelahan atau kucel karena berkeringat, sehingga semakin fokus saat mengikuti misa.
Pada suatu saat, Tuhan mengabulkan doanya itu. Ia akhirnya memiliki motor yang diimpikannya. Awalnya dia bersukacita karena motornya bisa mengantarnya ke gereja dengan cepat. Ia juga jadi punya teman-teman baru di komunitas pecinta motor.
Sayangnya, lama-kelamaan ia justru terlena, sabtu minggu yang biasanya ia gunakan untuk ke gereja, kini digunakan untuk touring bersama teman-temannya. Dan pada salah satu perjalanan touringnya, terjadi kecelakaan yang menyebabkan kakinya patah.
Sama seperti si sakit yang disembuhkan oleh Yesus, setelah tiga puluh delapan tahun dia menanti, kita juga senantiasa diberi pemenuhan atas kebutuhan kita. Namun, Yesus menginginkan anugerah itu menjadi sarana untuk memuliakan Allah, bukan untuk kepentingan kita sendiri, yang bisa menjadikan kita jatuh ke dalam dosa.
Yesus adalah pribadi yang maha tahu. Ia tidak hanya mengetahui apa yang terjadi di masa kini, namun juga dimasa depan. Karena itu Yesus berpesan, agar dalam kesembuhannya ini, si sakit itu sungguh mau mengubah hidupnya, meninggalkan dosa dan mengikuti Tuhan.
Sebab jika tidak, hal-hal yang lebih buruk sudah siap menerkam. Ingatlah.. dengan dikabulkannya permintaan kita, bukan berarti kita bisa menggunakannya sesuai ego kita. Justru ini merupakan kesempatan kedua, untuk hidup makin seturut dengan kehendak Bapa.
Ya Bapa, ajar kami untuk tidak hanya bersyukur atas terkabulnya doa kami, namun juga ajar kami untuk berhikmat, agar dengan terkabulnya kerinduan kami, namaMu semakin dimuliakan kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Penulis Renungan: Hedwigis Belto Rosyandari
Pengisi Renungan: Ignacia Lola’ Tandirerung