Renungan Tetes Embun: Kamis, 6 April 2023.
“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” (Yoh. 13:14-15)
Baru berselang tiga hari lalu Yesus dielu-elukan di Yerusalem, hari ini kita mengenangkan Perjamuan Terakhir menjelang Sengsara Tuhan. Kitab Keluaran mengisahkan tradisi Paskah Yahudi yang juga ditetapkan sebagai Hari Raya bagi Tuhan dalam kehidupan awal Umat yang sudah sebagai komunitas basis, saling melengkapi. Rasul Paulus dalam Surat Pertama kepada Umat di Korintus secara gamblang menggambarkan peristiwa Perjamuan Terakhir sekaligus mengingatkan untuk
senantiasa mengulang sebagai kenangan akan Tuhan sampai Ia datang.
Inilah dasar iman dan keyakinan kita akan penjelmaan Tuhan dalam Konsekrasi. Injil Yohanes berkisah apa yang terjadi sebelum Perjamuan, bagaimana Tuhan yang menjelma sebagai manusia dalam diri Yesus, menghambakan diri untuk melayani … Tuhan yang juga Guru bagi para murid membersihkan – membasuh kaki murid-murid … kaki itu adalah anggota tubuh paling bawah yang mudah kotor karena untuk berjalan dan bersentuhan dengan lantai atau tanah …
Jujur, saya tak bisa menggambarkan suasana hati saat create naskah ini … betapa saya dan umumnya kita kerap begitu gengsi … merasa nggak level … untuk melakukan suatu bentuk kepedulian sederhana … sekadar senyum atau bilang permisi pada OB/tukang sapu jalanan … terima kasih kepada pramudi atau pramusapa transportasi umum …
Betapa gampang marah atau membentak jika ada sesuatu yang belum diselesaikan oleh rekan atau staf tanpa bertanya masalahnya … atau kalau rekan atau staf bertanya disuruh pikir sendiri … giliran merespons justru komentar sinis bahkan merendahkan … Keteladanan yang kita kenangkan hari ini, semoga sungguh meresap dalam hati untuk selalu kita ingat dan aplikasikan dalam keseharian.
Tuhan, ajarlah kami senantiasa rendah hati dan saling melayanisebagaimana Engkau yang Tuhan dan Guru telah meneladankan. Demi Tuhan yang hidup kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Penulis Renungan: Clara C. Maria Imm. Wara Wulandaru
Pengisi Renungan: Hedwigis Belto Rosyandari