Renungan Tetes Embun: Kamis, 20 April 2023
“Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” (Yoh 3:31-36)
Jika kita camkan dengan baik, bacaan Injil hari ini merujuk kepada “syarat mutlak” yang harus kita penuhi untuk beroleh hidup yang kekal, yaitu: percaya kepada Yesus! Dan bila kita tidak taat kepada-Nya, maka kita tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah yang tetap atas hidup kita.
Tentu apa yang disabdakan melalui bacaan Injil hari ini tidak dapat kita laksanakan dengan setengah hati. Sebab Yesus sendiri pernah bersabda demikian, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”Melalui sabda-Nya, Tuhan pun dengan tegas mengatakan bahwa untuk mengikuti jalan-Nya, kita harus berani menyangkal diri kita masing-masing. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (bdk.Mat. 16:24)
Menyangkal diri berarti kita tidak hanya memusatkan diri hanya kepada kehendak atau kepentingan diri kita sendiri; melainkan kita harus keluar dari keakuan kita untuk kemudian memusatkan diri kepada kehendak Tuhan. Di tengah kehidupan dunia yang begitu kompleks dan beragam dewasa ini, tantangan untuk mengikuti Tuhan – dari hari ke hari, menjadi sesuatu yang tidak mudah untuk kita taklukan.
Godaan untuk menyimpang dari jalan-Nya begitu besar, dan biasanya godaan-godaan itu muncul melalui orang-orang yang terdekat atau berada di sekeliling kita. Mengikut Tuhan berarti berani memikul salib dan siap mengikuti jejak-Nya. Berjalan bersama-Nya dengan penuh percaya dan iman yang senantiasa berkobar-kobar!
Kunci yang akan memampukan kita untuk mengikuti perintah Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi kita adalah karena Allah telah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Dengan bekal rahmat Allah yang begitu luar biasa ini, maka sesungguhnya umat Allah telah dimampukan untuk dapat mengikuti jejak-Nya dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, sehingga pada akhirnya kita semua akan sampai pada pelabuhan bahagia yang dijanjikan-Nya. Berada di dalam firdaus-Nya bersama para kudus-Nya kelak.
Tuhan, terima kasih karena Engkau telah menerima kami menjadi anak-anak-Mu. Tolong kami ya Tuhan, agar sebagai anak-anak-Mu, kami dapat mengikuti perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu dengan sepenuh jiwa kami. Mampukan kami ya Tuhan, agar melalui semuanya itu kami dapat mengabdi Engkau sampai akhir hayat kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Penulis Renungan: Dionisius Agus Puguh
Pengisi Renungan: Maria Indah Stephanie