Renungan Tetes Embun: Sabtu, 22 April 2023
“Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Aku ini, jangan takut!” (Yoh. 6:20)
Dalam Kisah para Rasul dan Injil Yohanes hari ini jelas sekali dikisahkan bagaimana manusia mengalami ketidakpuasan dan ketakutan. Ternyata kedua hal tersebut memang sudah mandarah daging sejak dahulu kala ya … sudah manusiawi sekali.
Para Rasul dalam mewartakan karya keselamatan ternyata juga ada pembagian tugas: pendoa, pelayan firman, dan melayani meja.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan melayani meja adalah berkenaan kebutuhan para janda. Jadi sebenarnya Teamwork
itu sudah diajarkan dan diimplementasikan sejak Umat Gereja perdana. Nah bagaimana kita dalam pelayanan dan pekerjaan sehari-hari? Kemandirian memang diperlukan namun kita harus ingat bahwa tim yang saling melengkapi satu sama lain
akan memberikan hasil yang optimal dan memudahkan dalam upaya mencari solusi.
Injil Yohanes mengisahkan bahwa dalam kebersamaan sekalipun, ketakutan menghadapi situasi sulit pasti bisa saja timbul. Cermatilah kisah dalam Injil Yohanes, ternyata ketakutan berlebihan atau yang amat sangat atau bahasa kekinian diidentikkan dengan paranoid kerap membuat kita tidak bisa menyermati sesuatu dengan jelas walau sesuatu itu adalah solusi dari permasalahan yang kita hadapi.
Kisah para Rasul dan Injil Yohanes mengingatkan kita untuk jangan khawatir dan takut menghadapi segala sesuatu. Ini juga bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari saat kita menghadapi permasalahan studi, pekerjaan, relasi, intinya menghadapi permasalahan apapun dalam kehidupan. Kita juga diingatkan bahwa kebersamaan dapat sungguh menguatkan kita satu sama lain.
Coba bayangkan jika para Rasul harus melayani Umat yang sangat banyak tetapi tidak menemukan tim kerja yang dapat diandalkan. Jadi membangun relasi untuk membentuk tim kerja yang solid adalah salah satu modal dalam pelayanan dan karya. Dalam berelasi dan membangun tim, tetap ingat untuk mohon Terang Ilahi ya, karena manusia beragam. Tim yang solid memampukan kita mencari solusi dan menghadapi permasalahan.
Saat masuk dalam dilema, coba sejenak undur diri dari keramaian, masuk dalam suasana doa, biarlah Tuhan sendiri bersabda nun dalam keheningan hati, “Ini Aku, jangan takut!”
Tuhan, ingatkanlah dan sadarkanlah kami senantiasa bahwa Engkau setia hadir dalam setiap detak kehidupan kami. Saat mengarungi jalan yang paling terjal Engkau pasti akan menatang kami dan bersabda, “Ini Aku, jangan takut!” Demi Tuhan yang hidup kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Penulis Renungan: Clara C. Maria Imm. Wara Wulandaru
Pengisi Renungan: Rosita Sukadana